Monday, February 28, 2011

ALAT BANTU MENGAJAR (ABM)

Catatan mengenai Alat Bantu Mengajar (ABM).

i)          Botol Plastik
- Pada induksi set, guru menggunakan dua botol plastik yang mempunyai kandungan air yang berlainan warna :
            - air jernih
            -air keruh
- Alat ini bertujuan untuk meransang minat pelajar dan menimbulkan rasa ingin tahu mereka terhadap pengajaran dan pembelajaran yang akan dijalankan.

ii)         Botol kaca, botol plastik, kertas, dan tin
-Pada fasa 4, guru memberikan satu alat(ABM) kepada setiap kumpulan. Guru membahagikan pelajar kepada 4 kumpulan.
-Guru menyuruh setiap kumpulan memikirkan alternatif yang sesuai untuk mengguna semula barang yang diterima oleh mereka. Contohnya, jika kumpulan satu mendapat botol plastik, maka kumpulan tersebut haruslah memikirkan alternatif cara mengguna semula botol plastik tersebut dalam kehidupan seharian. Misalnya, dijadikan perhiasan.
-Aktiviti ini bertujuan untuk memupuk pelajar berfikiran secara kreatif dan kritis

iii)        Video
-Pada penutup, guru menunjukkan video mengenai pencemaran sungai. Video ini sangat menarik kerana video ini dapat member kesan kepada pelajar.
-Video ini bertujuan untuk memupuk nilai murni dalam kalangan pelajar agar mereka mempunyai perasaan cinta akan sungai.

Sunday, February 27, 2011

PELAJAR NAKAL PELAJAR PINTAR

PELAJAR LEBIH HEBAT DARIPADA GURU. PELAJAR SEORANG PEMERHATI YANG SETIA. SETIAP GERAK GERI, PERLAKUAN, SIKAP, CARA BERPAKAIAN, PERTUTURAN, CARA BERJALAN, FESYEN, STAIL RAMBUT, DAN SEBAGAINYA AKAN PERHATIKAN OLEH PELAJAR. PERKARA YANG LEBIH HEBAT ADALAH KADANG-KADANG PELAJAR DAPAT MENEKA WARNA BAJU YANG DIGUNAKAN OLEH GURUNYA. SEBAGAI SEORANG GURU YANG PROFESIONAL, JADILAH MODEL YANG POSITIF DARI SEGALA ASPEK. 


Friday, February 25, 2011

LEMBARAN PENGURUSAN GRAFIK MEMBANDING BEZA DALAM BAHASA MELAYU

PENGURUSAN GRAFIK(MEMBANDING BEZA)

Bandingkan fungsi dan peranan kedua-dua pihak ini dalam menyelesaikan masalah sosial dalam kalangan remaja? Pilih mana satu yang paling berperanan dan bahaskan pendapat anda.

IBU BAPA
GURU
1)


2)


3)


4)


5)


1)


2)


3)


4)


5)

LEMBARAN PENGURUSAN GRAFIK BAHASA MELAYU

LEMBARAN GRAFIK

Semasa rakan anda membuat pembentangan, sila kenalpasti dan senaraikan beberapa kata kerja yang digunakannya.

1)___________________________
2)___________________________
3)___________________________
4)___________________________
5)___________________________

CONTOH LEMBARAN GRAFIK BAHASA MELAYU

CONTOH LEMBARAN GRAFIK BAHASA MELAYU

Fikirkan 5 atau lebih alternatif yang sesuai untuk menguna semula barang terpakai. Anda hendaklah menggunakan beberapa kata kerja yang sesuai.
1)______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2)______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
3)______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
4)______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
5)______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

LEMBARAN GRAFIK BAHASA MELAYU

Lembaran Grafik Bahasa Melayu


PENCEMARAN
Bina 5 ayat dengan mengunakan perkataan di atas. Anda boleh menukar imbuhan perkataan tersebut.
1)__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2)__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
3)__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
4)__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
5)__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Thursday, February 24, 2011

BAHASA MELAYU SEBAGAI BAHASA ILMU


Bahasa Melayu telah digunakan di Kepulauan Melayu kira-kira abad ke tujuh. Pada 
waktu itu terdapat 200 bahasa yang dituturkan di kepulauan tersebut. Penggunaan bahasa melayu semakin meluas kerana bahasa tersebut mudah dituturkan berbanding dengan bahasa yang lain. Ciri-ciri keterbukaan yang terdapat dalam bahasa Melayu yang dapat menerima pengaruh bahasa-bahasa lain menyebabkan bahasa tersebut dapat berkembang dengan pesat dan menjadi lingua franca dan bahasa ilmu bagi rantau kepulauan Melayu.

Pada zaman kerajaan Sriwijaya bahasa Melayu dijadikan bahasa pentadbiran ,
perdagangan dan sebagai bahasa ilmu. Menurut catatan yang dibuat oleh seorang
pendita Buddha yang bermastautin selama enam bulan di ibu negeri Sriwijaya,
menyatakan bahawa sudah ada sebuah pusat pengajian agama Buddha menggunakan
bahasa Melayu. Artikal Penyusunan Sejarah Bahasa Melayu : imbasan dan harapan
Dewan Bahasa, Jun 2006 oleh Awang Sariyan. Bahasa Melayu juga telah mencapai zaman
kegemilangannya di zaman Kesultanan Melayu Melaka sebagai bahasa ilmu.

Di Malaysia hari ini bahasa Melayu telah dijadikan sebagai bahasa kebangsaan sepertiperenggan 152 para satu perlembagaan Malaysia, secara tidak langsung telah mengiktiraf bahawa bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu. Menurut ensiklopedia keluaran Dewan Bahasa dan Pustaka, menjelaskan bahawa bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu ialah 
peranan bahasa Melayu itu sebagai bahasa pengantar ilmu pengetahuan atau sebagai 
alat untuk menyampaikan ilmu pengetahuan moden seperti fizik, kimia, kejuruteraan, 
perubatan, ekonomi, undang-undang, kesusasteraan, dan agama. 

Kertas kerja ini akan membincangkan tentang bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu 
dengan memberi fokus tentang fungsi bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu, sejauh mana
bahasa Melayu dapat digunakan sebagai bahasa ilmu dalam konteks sistem pelajaran 
hari ini, masalah atau punca yang membataskannya, dan langkah-langkah yang dijalankan
untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu .

Dalam kajian ini pengkaji akan menjelaskan tentang fungsi bahasa Melayu sebagai bahasayang ekspresif dalam berbagai bidang ilmu, termasuk sains dan teknologi serta peranannyadalam mendukung ilmu dan pemikiran bangsa.

Kajian ini juga seterusnya menjelaskan tentang masalah- masalah yang dihadapi dalam menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu, iaitu halangan-halangan yang dihadapi oleh bahasa itu dalam cabaran ledakan maklumat pada masa kini.

Langkah-langkah perlu di ambil untuk menjamin bahawa bahasa Melayu hari ini masih 
releven sebagai bahasa ilmu, juga akan dikupas dalam kajian ini. Harapan pengkaji dalamkajian ini agar dapat menyedarkan masyarakat bahawa bahasa Melayu sebenarnya bolehdan seharusnya menjadi bahasa ilmu kerana terbukti bahawa sesuatu bahasa itu tidak pernah menjadi penghalang kemajuan seperti yang berlaku di Korea dan Jepun. 



Cabaran Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Ilmu di Era Global.

Abad ke-21 merupakan abad yang mencabar kesinambungan, kewujudan, dan kegemilangan sesebuah peradaban bangsa-bangsa di dunia. Asakan gelombang globlisasi, liberalisasi dan pengaruh pascamodenisme sering kali dikaitkan dengan kukuh atau lupusnya sesuatu bahasa, tradisi persuratan, dan budayanya. Dalam konteks bahasa dan persuratan melayu, pelbagai cabaran dijangka akan dijangka akan dihadapi dalam konteks nasional mahupun supranasional. Pada abad ini, dari dekat ke dekat, diramalkan 10 peratus bahasa akan mengalami kepupusannya. Dunia yang memiliki kira-kira 6000 bahasa sejak awalnya, kini tinggal 600 bahasa sahaja.

Sejajar dengan tumpuan kepada pembangunan bidang ekonomi, sains dan teknologi, perkara yang berlaku kini ialah wujudnya keserongan persepsi terhadap keperluan bangsa atau cara sesebuah memilih untuk berbahasa. Bahasa Inggeris dianggap sangat penting dan pegangan ini akan memusnahkan kemajuan sesebuah bahasa kebangsaan dimana-mana Negara sekalipun. Kejayaan Dasar Bahasa Kebangsaan di Malaysia dalam dalam jentera kerajaan dan dasar pendidikan akan tergugat sekiranya tiada langkah yang diambil untuk menyelamatkannya.

Bahasa melayu kini tercabar dari sudut fungsi wahana penyampaian ilmu dan maklumat. Perkembangan segala macam ilmu dalam pelbagai bidang terutamanya dalam bidang teknologi maklumat, memang menjadikan bahasa sebahagian dalam keperluan itu. Usaha penulisan dan penerbitan buku-buku ilmu, khususnya dalam bidang sains dan teknologi maklumat tidak bergerak sejajar dengan perkembangan ilmu dan pembangunan Negara.

Negara industri seperti Jepun, Korea, Perancis, Jerman dan beberapa buah negara lain telah membangun dengan pesat berdasarkan keupayaan bahasa mereka sendiri sebagai bahasa ilmu yang ulung dan mantap. Mereka mempertahankan kewibawaan bahasa mereka sendiri dan menjadikan bahasa mereka sebagai sains dan teknologi, bahasa kepustakaan ilmu serta pengetahuan. Sebaliknya di Malaysia situasi muktahirnya, wujud keraguan terhadap keyakinan tentang keupayaan dan kemantapan bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu tinggi. Situasi masa hadapan akan menjadi lebih parah lagi apabila bahasa Melayu akan hilang fungsinya sebagai bahasa pembinaan tamadun bangsa.

Di Malaysia, bahasa Melayu sudah mencapai martabatnya sebagai bahasa negara akibat keperkasaannya semenjak zaman-berzaman, dari zaman kegemilangan Kerajaan Melayu Melaka hingga kemerdekaan Malaysia, tetapi adakan bahasa Melayu atau bahasa Malaysia itu terjamin kedudukannya untuk terus bersaing dalam era ledakan maklumat ini akan dilihat dari peruntukan perlembagaan dan dasar pendidikan Negara.

Bahasa Melayu Dalam Perlembagaan
Kedudukan bahasa Melayu dalam perlembagaan boleh dilihat sebagai elemen peribumi; elemen yang unik dan tidak boleh dimansuhkan melalui proses biasa yakni proses pindaan melalui Parlimen. Hal ini demikian kerana bahasa Melayu adalah sebahagian daripada perkara yang sering disebut sebagai kontrak sosial yang merangkumi hal-hal yang dipersetujui sewaktu rundingan kemerdekaan dahulu. Elemen peribumi Perlembagaan yang lain ialah sistem beraja, kedudukan istimewa orang-orang Melayu dan kedudukan Islam.

Perlembagaan sebagai sebuah dokumen yang berpaksikan demokrasi, ditunjangi oleh prinsip sama rata. Elemen peribumi tersebut adalah pengecualian kepada konsep sama rata ini. Oleh yang demikian elemen tersebut tidak boleh disentuh, apalagi dimansuhkan. Perlembagaan telah menetapkan bahawa peruntukan mengenai bahasa Melayu hanya boleh dipinda dengan persetujuan Majlis Raja-Raja. Peruntukan mengenai bahasa juga sebagaimana peruntukan mengenai kewarganegaraan, adat istiadat Melayu dan Islam tidak boleh digantung, hatta ketika darurat. Selain peruntukan mengenai pindaan, bahasa Melayu semacam mempunyai pertalian dengan institusi beraja kerana Raja-raja mempunyai kuasa budi bicara dalam hal-hal yang berhubung dengan adat Melayu dan pentadbiran istana.
(Perlembagaan Persekutuan,Perkara 159(5) )

Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Kebangsaan
Perlembagaan tidak menjelaskan maksud “bahasa kebangsaan” . Kamus Dewan mendefinisikan “bahasa kebangsaan” sebagai “bahasa yang diterima oleh ramai penduduk dalam sesebuah negara yang mempunyai beberapa bahasa atau loghat yang lain”. “Bahasa rasmi” pula ialah “bahasa pentadbiran kerajaan”. Mungkin lebih tepat jika dilihat dalam konteks kebangsaan yang diterangkan sebagai “ yang berkaitan dengan negara secara keseluruhan” atau sesuatu yang “ dipilih untuk melambangkan keperibadian Negara”.

Makna-makna yang dibincangkan tersebut mungkin penting dalam menentukan keabsahan, ruang lingkup peruntukan yang berkenaan, terutama Perkara 152 Perlembagaan Persekutuan.
Dasar Pendidikan Kebangsaan
Dasar pendidikan memberikan cara dan kaedah menggunakan sumber-sumber ataupun alat-alat dalam sistem pendidikan. Berdasarkan dasar pendidikan ini, dinyatakan juga penggunaan bahasa kebangsaan sebagai bahasa pengantar dalam sistem pendidikan terutamanya di sekolah-sekolah dan institusi pengajian tinggi.

Usaha menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar utama dalam sistem pendidikan di negara ini dimulakan dengan pengubalan Laporan Jawatankuasa Pelajaran Razak pada tahun 1956. Usul ini diperteguhkan dengan Laporan Jawatankuasa Penyemakan Pelajaran Rahman Talib pada tahun 1960. Bahasa Melayu dinobatkan sebagai bahasa ilmu apabila wujudnya Akta Pelajaran 1961. Antaranya menyebut,

“…Dan bahawasanya peruntukan selanjutnya adalah dikehendaki untuk menentukan agar dasar tersebut dilaksanakan secara berkesan, termasuk, khususnya peruntukan bagi perkembangan yang progresif bagi suatu sistem pelajaran dalam mana Bahasa Kebangsaan adalah menjadi bahasa pengantar utama.” 
-Akta Pelajaran 1961-

Berdasarkan proklamasi di atas, antara matlamat utama pelaksanaan dasar ini termasuklah memperuntukkan undang-undang lebih lanjut berkaitan dengan dasar pendidikan bagi menjamin sebuah sistem pendidikan itu menggunakan Bahasa Kebangsaan sebagai bahasa pengantar utama.

Penegasan terpenting dalam proklamasi Dasar Pendidikan Kebangsaan adalah sistem pendidikan yang mengutamakan Bahasa Kebangsaan atau bahasa Melayu sebagai media pengajaran dan pembelajaran bagi semua peringkat pendidikan dan semua institusi pendidikan yang tertakluk di bawah bidang kuasa kerajaan. Ini diperkukukan lagi dengan Akta Pendidikan 1996 (Akta 550), Perkara 17(1) yang menyatakan, “ Bahasa Kebangsaan hendaklah menjadi bahasa pengantar utama di semua institusi pendidikan dalam Sistem Pendidikan Kebangsaan…”.

Ini bermakna, semua mata pelajaran Sains dan Matematik perlu diajar dalam bahasa Melayu. Tahun 1993 mengegarkan hati dan perasaan pendukung bahasa Melayu apabila Perdana Menteri, Tun Dr Mahadir Mohamad dilaporkan menyarankan penggunaan bahasa Inggeris bagi subjek sains dan teknologi di institusi pengajian tinggi di Malaysia (Awang Sariyan,2002). Ia dilihat sebagai jalan penyelesaian bagi mengatasi masalah lemah penguasaan bahasa Inggeris dikalangan pelajar.

Malah pada tahun 2003, pelaksanaan penggunaan bahasa Inggeris dalam mata pelajaran Sains dan Matematik pada peringkat rendah dan menengah dimulakan. Seharusnya ia perlu menerima pandangan dan rujukan nasihat oleh Majlis Penasihat Pendidikan Kebangsaan seperti mana yang terkandung dalam perkara 10(1), 11(1), dan 11(2) Akta pendidikan 1996 (Akta 550), walaupun mendapat tentangan hebat daripada pelbagai pihak sebelum ini. Nampaknya, tindakan ini bertentangan dan melanggar Dasar Bahasa Kebangsaan dan Dasar Pendidikan Kebangsaan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dinyatakan bahawa bahasa Melayu atau Bahasa Kebangsaan setanding dengan bahasa-bahasa yang lain dari segi kesediaan menerima maklumat atau pun sebagai bahasa ilmu dan ianya telah dijamin kukuhnya disisi Perlembagaan Negara serta Dasar Pendidikan Negara. Mengapa bahasa Melayu dirasakan sebagai penghalang atau tidak sesuai untuk dijadikan bahasa ilmu ? Adakah wujudnya kelemahan-kelemahan dalam bahasa Melayu itu sendiri yang menjadi penghalang? Pengkaji seterusnya mengkaji tentang ciri-ciri bahasa Melayu, untuk mengenal pasti dan menjelaskan bahawa bahasa Melayu itu mampu menjadi bahasa wahana ilmu.

Ciri-ciri Bahasa ilmu
Penggunaan bahasa Melayu dalam bidang sains dan teknologi merupakan tradisi yang lebih singkat jika dibandingkan penggunaannya dalam bidang sains sosial dan kemanusiaan. Penggunaannya dalam bidang sains hanya bermula sejak subjek Sains diajar dalam bahasa Melayu di sekolah dan di institusi pengajian tinggi di Malaysia.

Bahasa ilmu adalah bahasa yang digunakan untuk mengungkap ilmu dan memiliki ciri-ciri yang tersendiri. Menurut Nik Safiah Karim (1986:14) yang memetik pendapat Bernstein (1968) membahagikan bahasa kepada dua variasi iaitu bahasa terhad dan bahasa terbina. Untuk maksud penulisan ilmu, variasi bahasa terbina inilah yang menjadi asasnya. Oleh sebab itu, sesuatu bahasa tidak mungkin dapat disampaikan dalam bahasa basahan atau digunakan dalam situasi yang tidak formal. Untuk menguasai bahasa terbina yang menjadi asas bahasa ilmu, pengguna bahasa Melayu perlu menguasai ragam bahasa dan juga laras bahasa.
Abdullah Hassan (1986: 95) pula menyatakan bahasa Melayu yang menjadi bahasa ilmu dianggap sebagai superlek yang harus mempunyai ciri-ciri gramatis, halus, jitu, intelektual, dan elitis. Dalam konteks melihat kemampuan bahasa Melayu sebagai wahana ilmu, Abdullah Hassan (1997: 38) menyarankan permisahan antara bahasa Melayu ilmu dan bahasa Melayu umum dilakukan. 

Untuk menjelaskan ciri khusus sesuatu bahasa ilmiah, Awang Sariyan (1996: 259-261) menggariskan sepuluh ciri berdasarkan lima belas ciri yang dikemukakan oleh Johannes (kongres, 1978). Ciri-ciri khusus bahasa ilmiah seperti berikut:

Tingkat bahasa rasmi, bahasa ilmiah tergolong dalam bahasa rasmi iaitu bahasa yang mematuhi rumus-rumus bahasa. Oleh itu, bahasa tulisan ilmiah mestilah bahasa baku, tidak terdapat kesalahan tatabahasa dan tidak menggunakan bahasa basahan.

Nada formal dan objektif, bahasa ilmiah mestilah bersifat formal. Setiap fakta atau hujah mesti dikemukakan dengan sempurna, iaitu menggunakan bahasa yang teratur dan jelas. Tulisan juga mestilah bersifat objektif., iaitu berdasarkan fakta dan hasil kajian. Oleh itu kata atau ungkapan seperti pada umumnya, barangkali, agaknya tidak sesuai digunakan. Sebaliknya ungkapan seperti berdasarkan analisis data, berdasarkan kajian, dan seumpamanya digunakan.

Sudut Pandangan Orang Ketiga, untuk mewujudkan keobjektifan penulisan, sudut pandangan orang ketiga disarankan penggunaannya menggantikan sudut pandangan orang pertama (diri penulis). Oleh itu ungkapan seperti ‘Berdasarkan kajian saya, saya dapati bahawa…’ dinyatakan sebagai ‘Berdasarkan kajian, penyelidik didapati bahawa…’ . Hal ini penting kerana dapat mengelakkan hubungan atau penglibatan peribadi diri penulis. 

Ragam Pasif, Bagi mengelakkan penglibatan diri penulis, ragam pasif boleh digunakan. Ini disebabkan dalam struktur pasif, penekanan diberikan kepada objek ayat bukannya subjek pelaku.Ragam pasif yang paling sesuai untuk maksud ini ialah ragam pasif neutral, iaitu ragam pasif yang menggugurkan pelaku. Contohnya: Data yang digunakan dalam kajian ini…dan sebagainya.

Istilah Khusus, laras bahasa ilmiah ditandai oleh istilah dan lambang khusus mengikut bidang tertentu. Setiap istilah perlu ditakrifkan. Selain itu pemilihan kata amat dititikberatkan dalam tulisan ilmiah.

Wacana Pemaparan, dalam penulisan ada empat jenis wacana yang biasa digunakan, iaitu pemaparan, perbincangan, pelukisan, dan penceritaan. Dalam tulisan ilmiah, jenis wacana pemaparan mendapat tempat yang utama. Jenis-jenis yang lain digunakan sebagai pelengkap.

Nada Bersahaja, tulisan ilmiah perlu dihindari ungkapan yang keterlaluan, berlebihan dan emosional. Oleh itu, ungkapan seperti amat malang, amat mendukacitakan, sayangnya, malang sekali dan seumpamanya tidak harus digunakan dalam tulisan ilmiah.

Kata Membazir, dalam tulisan ilmiah, kata yang digunakan mestilah tepat dan sesuai. Oleh itu, kata membazir tidak diperlukan kerana kata-kata seperti itu tidak berfungsi dan menjelaskan makna. Tulisan ilmiah tidak memerlukan ‘hiasan’ .

Ayat Majmuk, tulisan ilmiah sering ditandai oleh penggunaan ayat majmuk gabungan atau ayat majmuk pancangan. Ayat jenis ini sesuai sekali digunakan dalam tulisan ilmiah kerana tulisan ilmiah biasanya mengungkapkan hal-hal yang abstrak dan kompleks. 

Bantuan Ilustrasi, tulisan ilmiah seringkali dimuatkan dengan jadual, rajah, gambar, peta, dan sebagainya. Ini bererti bahawa dalam tulisan ilmiah, adakalanya huraian menggunakan bahasa sahaja tidak cukup tetapi perlu dibantu oleh penggunaan ilustrasi.

Berdasarkan penerangan ciri-ciri bahasa ilmiah di atas jelas menunjukkan bahawa bahasa Melayu mempunyai ciri-ciri yang baik sebagai bahasa ilmu. Bahasa Melayu telah mencapai tahap kesempurnaannya. Oleh yang demikian tiada sebab bahasa Melayu menjadi penghalang kemajuan atau tidak sesuai sebagai bahasa ilmu. Justeru dengan itu pengkaji menjelaskan tentang halangan-halangan atau masalah yang dihadapi oleh bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu.


Masalah-masalah bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu

Perubahan dasar pendidikan Negara iaitu tentang bahasa pengantar bagi mata pelajaran Sains dan Matematik meninggalkan kesan yang amat buruk ke atas bahasa Melayu. Dalam sekelip mata, dasar tersebut membawa mesej tentang ketidakupayaan bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu dan sekali gus meminggirkannya. Pencarian istilah yang baru akan terbantut ini akan menyebabkan bahasa Melayu ketandusan istilah ilmu.

Pendidikan diperingkat sekolah mendapat tempias yang besar kerana kurikulum yang berubah-ubah antara bahasa Melayu dengan bahasa Inggeris, tiada tindakan yang dapat diambil terhadap mereka yang mengutamakan bahasa Inggeris, justeru dengan itu akta bahasa tidak dapat dilaksanakan dengan berkesan.

Guru yang mengajar bahasa Melayu didapati kurang berketerampilan dalam pengajaran bahasa Melayu di peringkat rendah dan menengah. Kemahiran berkomunikasi dan penulisan tidak diberikan penekanan secara bersungguh-sungguh, buktinya masih kurang penerbitkan buku-buku berunsur ilmiah yang diterbitkan dikalangan guru.

Hakikat bahawa dalam penggunaan bahasa harian rakyat Malaysia, sama ada di sektor swasta ataupun di beberapa jabatan kerajaan, terdapat sikap tidak menghormati bahasa kebangsaan. Surat-menyurat mula ditulis dalam bahasa lain contohnya perjanjian jual beli kebanyakanya tidak dibuat dalam bahasa Kebangsaan dan seringkali terdapat kekeliruan dan maklumat yang berbeza dan ia mencetuskan banyak masalah sejak kebelakangan ini.
Ketiadaan badan yang khusus yang benar-benar berkuasa, dengan kuasa undang-undang, untuk memantau dan membimbing penggunaan bahasa Melayu supaya baik, betul, dan indah. Dewan Bahasa dan Pustaka hanya boleh memberi nasihat sahaja tetapi tidak diberikan kuasa undang-undang,maka usaha ke arah ini kurang berkesan.

Tenaga pengajar institusi pengajian tinggi awam ketika ini seolah-olah berlumba-lumba untuk menjadikan bahasa Inggeris sebagai bahasa pengajaran kursus dalam bidang yang mampu disampaikan dengan baik dalam bahasa kebangsaan, seperti kursus ekomoni, pengurusan perniagaan, undang-undang, pendidikan dan veterinar. Bahasa Melayu seperti tidak layak untuk menjadi pengantar ilmu. Arbak Othman, Dewan Bahasa (2006: 27-29)

Wujudnya golongan bangsa Malaysia yang terlalu bangga dengan bahasa asing. Penggunaan bahasa Melayu kurang dipraktikan serta lebih mudah mencampuradukkan dengan bahasa asing, ini terpapar dalam rancangan berbentuk perbincangan politik dan juga ekonomi. Kesannya seolah-olah bahasa Melayu itu ketandusan idea dan gagal dalam penyampaian ilmu.

Rakyat belum dapat menerima bahasa Melayu dengan sepenuhnya dan hal ini ada kaitan juga dengan penerbitan buku-buku ilmiah dalam bahasa Melayu yang masih tidak mencukupi serta kurang memberi fokus yang tepat tentang sesuatu perkara atau bidang di peringkat asas dan juga peringkat lanjutan. Pelajar di institusi pengajian tinggi masih menggunakan buku-buku dalam bahasa Inggeris sebagai bahan rujukan utama. Budaya menulis dan menerbitkan buku ilmiah dalam kalangan ahli akademik (kecuali bidang kebahasaan), masih rendah kerana mereka lebih berminat menulis jurnal dengan tujuan kenaikan pangkat dan bukannya menyebarkan ilmu dalam bahasa Melayu.

Setelah dikenalpasti tentang masalah yang dialami oleh bahasa melayu sebagai bahasa ilmu, tumpuan dialih pula kepada cara-cara untuk memperkasakan bahasa Melayu sebagai wahana ilmu.


Langkah-langkah Mengembalikan Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Ilmu

Keberanian beberapa perwakilan dalam Pehimpunan Agung Tahunan UMNO pada 5 hingga 9 November, amat menarik perhatian pengkaji tentang kegusaran mereka tentang masa depan bahasa Melayu, dengan lantang mereka mendesak kerajaan mengembalikan semula pengajaran Sains dan Matematik dalam bahasa Melayu. Ia sesuai dengan statusnya sebagai bahasa negara dan bagi “mengangkasakan” tamadun bangsa, selaras dengan peruntukan Perkara 152 Perlembagaan Persekutuan. Keputusannya Perdana Menteri dan Menteri Pelajaran bersetuju untuk menangguhkan pelaksanaan sepenuhnya penggunaan bahasa Inggeris bagi mata pelajaran tersebut dalam UPSR 2008. Adalah diharapkan agar kerajaan mengubah semula keputusan yang dibuat agar bahasa Melayu terus hidup dan sebagai bahasa ilmu.


Pihak perancang kurikulum seharusnya membuat kajian yang mendalam sebelum melakukan perubahan, ini dapat dilihat dalam merangka kurikulum khususnya pelajaran Sains dan Matematik dalam bahasa Inggeris, sewaktu itu kita mengalami masalah kekurangan guru bahasa Inggeris yang agak serius. Bila ia diaksanakan guru yang sedia-ada diberi kursus yang ringkas dan berdepan dengan berbagai masalah walaupun diberi pelbagai modul pengajaran. 

Guru-guru yang mengajar bahasa Melayu hendaklah digalakkan memberi sumbangan ilmiah dan diberi pengiktirafan serta mendapat ‘markah bonus’ dalam penilaian kenaikan pangkat ini akan mendorong penghasilan bahan ilmiah dikalangan guru.

Memberikan kuasa mengambil tindakan kepada Dewan Bahasa dan Pustaka agar dapat bertindak kepada pesalah-pesalah bahasa yang selama ini sering mempersoalkan kuasa DBP dari segi undang-undang. Langkah memberikan kuasa kepada DBP hendaklah disertai penjelasan yang rapi agar semua pihak bersetuju untuk menerimanya.

Penerbitan buku juga dapat membantu menyelesaikan masalah ketandusan ilmu. Usaha ini akan mempercepatkan proses percambahan ilmu dalam sesuatu bidang dalam bahasa Melayu. Akan tetapi penterjemahan karya asing dalam bahasa Melayu sangat diharapkan.

Pihak pendukung ilmu di institusi pengajian tinggi awam seharusnya berkeyakinan penuh terhadap kemampuan bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu ini telah terbukti dengan kemampuan bangsa Malaysia mengarap ilmu hingga tahap yang tertinggi walaupun asasnya menggunakan bahasa Melayu sebagai pengantara ilmu.

Penghasilan cakera padat mengenai panduan Bahasa Isyarat Malaysia yang diterjemahkan dari bahasa asing amat dialukan, ini kerana terdapat 4000 pelajar yang sedang bersekolah di bawah kelolaan Kementerian Pelajaran Malaysia dapat membantu golongan ini serta masyarakat berkomunikasi dengan lebih mudah. Abdullah Yusof, DBP,(2006:48-51) . 


Kesimpulan 

Bahasa Melayu telah mencapai tahap kegemilangannya hingga menjadi lingua frangca dan bahasa ilmu sewaktu pada suatu ketika dahulu, kerana sifat keterbukaan yang ada padanya iaitu mudah menerima pengaruh bahasa asing. Para sarjana barat berasa kagum dan mempelajarinya, buktinya terdapat sumbangan yang dihasilkan oleh sarjana Belanda dan British.

Bahasa Melayu telah mengalami tiga tahap perkembangan iaitu pemupukan, pembinaan dan pemantapan bahasa. Perkara 152 Perlembagaan negara telah menjamin dan mengiktiraf bahawa bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan seterusnya menjadikan bahasa ilmu. Dasar Pendidikan Kebangsaan sebagai peneguhnya iaitu memberi halatuju kepada bahasa Melayu dalam sistem pendidikan negara.

Dalam kajian ini juga telah dihuraikan tentang fungsi iaitu ciri-ciri yang terdapat dalam bahasa Melayu itu yang menjadikan ianya sebagai bahasa wahana ilmu kerana kemantapan yang ada pada memudahkan ia menyerap pelbagai budaya ilmu.

Seterusnya dihuraikan masalah-masalah yang dihadapi oleh bahasa Melayu iaitu perubahan dasar pendidikan negara, masalah perubahan kurikulum, guru yang kurang proaktif, sektor swasta yang kurang menggunakan bahasa Melayu, ketiadaan penguatkuasa undang-undang, tenaga pengajar IPTA yang mengagungkan bahasa Inggeris, wujudnya golongan tidak yakin dengan bahasa Melayu, dan kekurangan penerbitan bahan ilmiah.
Langkah-langkah untuk mengembalikan bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu juga dibincangkan iaitu desakan kepada kerajaan oleh pewakilan UMNO menampakkan sedikit hasil, perancangan kurikulum, memberi ganjaran kepada guru yang memberi sumbangan ilmu, Memberi kuasa penguatkuasaan dan pendakwaan kepada DBP, perbanyakan penerbitan dan penterjemahan karya asing, pendukung ilmu IPTA seharusnya yakin dengan kemampuan bahasa Melayu, dan penghasilan cakera padat panduan bahasa isyarat Malaysia satu sumbangan ilmu.

Sebagai rumusannya pengkaji berpendapat bahawa bahasa Melayu telah mencapai tahap kesempurnaannya, mampu bersaing dan berdaya maju dalam mencapai bahasa ilmu. Seharusnya kita sebagai rakyat Malaysia berbangga dengan pencapaiannya dan bukan berasa sangsi hingga sanggup menganaktirikan bahasa sendiri, ini telah terbukti yang mana Korea, dan Jepun disertai oleh China yang sangat mendaulatkan bahasanya mampu menjadi gergasi ekonomi dunia. Terbukti bahawa sesuatu bahasa tidak pernah menjadi penghalang kemajuan. Oleh yang demikian bahasa Melayu mampu menjadi bahasa ilmu. 


Rujukan

Ismail Hussein (1992). Sejarah Pertumbuhan Bahasa Kebangsaan Kita. Asal-usul bahasa 
Melayu, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, hlm 1-6.

Yahya Don (2007). Kepimpinan Pendidikan Di Malaysia. Kuala Lumpur:PTS Professional,
Hlm 70-71.

Nik Safiah Karim (2006). Kuasa DBP Mengembalikan Upaya Bahasa Melayu. Kuala 
Lumpur: Dewan Bahasa, hlm 10-13.

Zaitul Azmz Zainon Hamzah (2006). Membudayakan Bahasa Kebangsaan. Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa, hlm 14-19.

Abdul Aziz Bari (2006). Menangani Masalah, Bahasa Kebangsaan Melalui Pemahaman
Perlembagaan. Kuala Lumpur:Dewan Bahasa, hlm 6-9.

A.Aziz Deraman (2007). Bahasa Melayu dan Cabaran Global. Kuala Lumpur: Dewan 
Bahasa, hlm 26-29.

Wednesday, February 23, 2011

KEMAHIRAN BELAJAR SECARA KREATIF DAN KRITIS (KBKK)

Manusia yang dicipta Tuhan di muka bumi ini mempunyai pelbagai keistimewaan dan kelebihan berbanding dengan makhluk lain. Akal fikiranlah yang membezakan secara kualitatif di antara manusia dengan haiwan.


Pengenalan 

Anda akan dibawa untuk mengenali konsep berfikir, jenis-jenis kemahiran berfikir, proses berfikir serta alat-alat untuk membantu anda berfikir supaya anda menjadi manusia yang berjaya berfikir secara lebih sistematis. Laman ini juga mencadangkan strategi yang boleh digunakan untuk mengajar kemahiran-kemahiran berfikir secara lebih ekslisit. 

1. Definisi  

2. Tujuan Mengajar Kemahiran Berfikir 

3. Jenis-Jenis Kemahiran Berfikir  

4. Penggunaan Alat dan Bahan Berfikir 

5. Cara Mengajar Kemahiran Berfikir 

6. Ciri-Ciri Pemikir Bijak 




Perincian Isi Kandungan 

1 Definisi 

Definisi yang sesuai untuk kemahiran berfikir masih dipertikaikan kerana kebanyakan tokoh mempunyai pendapat yang berbeza-beza. Walaupun tafsiran tentang pemikiran itu berbeza-beza, namun secara amnya kebanyakan tokoh pemikir bersetuju bahawa pemikiran dapat dikaitkan dengan proses menggunakan minda untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah. 

Dapatlah dirumuskan bahawa: 

Pemikiran ialah proses menggunakan minda untuk mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu, menerokai pelbagai kemungkinan idea atau ciptaan dan membuat pertimbangan yang wajar, bagi membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dan seterusnya membuat refleksi dan metakognisi terhadap proses yang dialami 

2. Tujuan 

Antara tujuan KBKK digunakan dalam pengajaran dan pembelajaran adalah untuk membolehkan pelajar: 

mendapat latihan berfikir secara kritis dan kreatif untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak 

mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran berfikir secara lebih praktik sama ada di dalam atau di luar sekolah 

menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif 

mengatasi kesilapan-kesilapan berfikir yang terburu-buru, bercelaru, kabur dan sempit 

meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan seterusnya perkembangan intelek mereka 

bersikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membina keyakinan diri untuk memberi hujah, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritik. 


3. Jenis-Jenis Kemahiran Berfikir 

Apakah komponen utama kemahiran berfikir (KB)? 

Komponen utama KBKK: 

Berfikir secara kritis, 

Berfikir secara kreatif. 

Apakah kemahiran berfikir secara kritis? 

KB secara kritis ialah kecekapan dan keupayaan menggunakan minda untuk menilai kemunasabahan dan kewajaran sesuatu idea, meneliti kebernasan dan kelemahan sesuatu hujah, dan membuat pertimbangan yang wajar dengan menggunakan alasan dan bukti. 

Apakah kemahiran berfikir secara kreatif? 

Kecekapan menggunakan minda untuk: 

menjana dan menghasilkan idea, 

mencipta sesuatu yang baru, asli, luar biasa, pelbagai, dan bernilai sama ada bersifat maujud, abstrak, idea atau gagasan. 

menerokai dan mencari makna , pemahaman dan penyelesaian masalah seacara inovatif. 

Apakah contoh-contoh kemahiran berfikir bagi setiap komponen itu? 

Contoh-contoh kemahiran berfikir secara kritis: 

membanding dan membeza: 

membuat kategori, 

meneliti bahagian-bahagian kecil dan keseluruhan. 

menerangkan sebab. 

membuat sekuen / urutan. 

menentukan sumber yang dipercayai, 

membuat ramalan, 

mengusul periksa andaian, 

membuat inferens 

Contoh kemahiran berfikir secara kreatif: 

mencipta analogi 
menjana dan menghasilkan idea baru 
mencipta metafora, 
Bagaimanakah dengan kemahiran membuat keputusan dan menyelesaikan masalah? 

Kedua-duanya termasuk ke dalam komponen berfikir secara kritis dan komponen berfikir secara kreatif. 


4. Alat berfikir 

Alat-alat berfikir membantu kita menggunakan minda dengan lebih bijak dan berkesan. Pemikiran kita menjadi lebih tersusun,luas, jelas dan kita tidak terburu-buru melakukan sesuatu. 

Di sini dikemukakan empat alat yang boleh digunakan untuk meningkatkan ketrampilan berfikir iaitu: 

Soalan dan Penyoalan 
Peta minda 
Pengurusan Grafik 
CoRT 
Alat-alat berfikir ialah instrumen yang boleh membantu kita membuat pengurusan lisan , mengurus pemikiran secara visual dan terkawal. 


Soalan dan Penyoalan 

Soalan mengikut aras taksonomi Bloom 
Soalan bertumpu dan bercapah 
Lingkaran soalan 

Peta minda 

Definisi 
Panduan membina peta minda 
Contoh 

Pengurusan Grafik 

Definisi 
Jenis-jenis 

CoRT 


Soalan dan Penyoalan 


Soalan penyoalan membantu kita berfikir secara mendalam dan meluas,sebagai guru, pengetahuan mengenai soalan dan penyoalan membolehkan kita membentuk soalan dan menggunakannya secara berkesan dalam situasi pengajaran dan pembelajaran.Soalan yang baik harus mengambil kira semua aspek iaitu aras , skop dan fokus 

Soalan mengikut aras taksonomi Bloom 


Pengetahuan 

Analisis 

Aplikasi 

Kefahaman 

Penilaian 

Sintesis 

Aras Tinggi 

Aras Rendah 



Soalan bertumpu dan bercapah 

Soalan boleh dikategerikan kepada jenis bertumpu dan bercapah 


Soalan Bertumpu 
Soalan bercapah 


Aras rendah 
Aras tinggi 


Jawapan atau respon terhad 
Jawapan atau respon luas 


Berbentuk tertutup 
Berbentuk terbuka 


Sesusi menguji daya ingatan 
Sesuai menguji penaakulan dan penafsiran 


Lebih bersifat objektif 
Lebih bersifat subjektif 


Lingkaran soalan 


Soalan jenis ini mula diperkenalkan oleh Christenbury dan Kelly (1983) dan telah diperkenalkan di Malaysia oleh William W. Wilen pada 1994. 


Lingkaran soalan memberi tumpuan kepada tiga skop khusus iaitu Perkara(P), Individu(I) dan Luar Individu(LI) , kombinasi tiga skop ini akan menjanakan lebih soalan yang boleh meningkatkan kemahiran berfikir